Minggu, 07 Juli 2013

GAGAL BUKAN AKHIR, TAPI AWAL DARI SEGALANYA


           Sore itu adalah penantian pengumunan SNMPTN 2012. Itu adalah kali pertama aku mengikuti seleksi masuk PTN. Sebelumnya, aku sudah mengikuti SNMPTN jalur undangan, namun ternyata aku gagal masuk PTN yang aku targetkan pada jalur undangan tersebut. Dan aku ikuti SNMPTN tulis 2012. Aku memilih study IPA dengan memilih 2 perguruan tinggi di kota Bandung. Sore itu aku merasa tenang dan berdo’a. Aku merasa biasa saja, tidak ada rasa cemas, namun tidak ada perasaan optimis akan lolos. Hingga akhirnya kulihat jam, dan sudah menunjukan pukul 19.00 WIB.
            Kubuka handphoneku, dan ku klik browser untuk membuka website SNMPTN 2012. Ku masukan id dan password, dan yang aku lihat adalah kata GAGAL! Aku menangis, dan teringat keluargaku yang mungkin menanti-nanti hassil apa yang aku dapat untuk masa depanku. Pikiranku seketika kacau, aku menangis dan menangis. Tangisanku bukan karena melihat kata-kata itu, tapi tangisan ku ada karena aku tersadar bahwa aku telah mengecewakan semua orang.
            Dan tak mau aku terus terpuruk dengan hasil yang aku dapat, aku memutuskan mengikuti jalur mandiri yang diadakan PTN di Bandung. Dan kuputuskan memilih salah satu PTN di Bandung dengan mengambil 2 bidang study. Kutunggu hasilnya hingga berminggu-minggu. Tak terpikir untuk mendaftar ke PTS atau perguruan tinggi swasta. Hingga akhirnya keputusan muncul dan aku kembali GAGAL!
            Kini aku bukan menangis, tapi merasa malu pada diriku sendiri yang tidak dapat lolos ke salah satu PTN yang akan mengantarkan aku menggapai masa depanku nanti, aku pun sedih karena harus membuat keluargaku kecewa, khususnya ibu, ayah dan uwaku. Namun, ada nenek yang selalu memberikan support, meski aku pernah berfikir untuk berhenti sekolah dan memutuskan mencari pekerjaan saja. Hingga pada akhirnya, aku didukung untuk memilih PTS daripada harus menganggur dirumah. Aku binggung harus memilih PTS yang mana, karena rata-rata tidak ada jurusan yang aku mau seperti di PTN.
            Akhirnya aku memilih Universitas Pasundan Kota Bandung dengan mengambil prodi Teknologi Pangan, dan kampusnya berada di jalan Setiabudi 193 Bandung. Awalnya aku tak tau mengapa aku memilih prodi ini, akupun bingung apa aku bisa mendapatkan pekerjaan yang layak setelah lulus dari jurusan ini. Serta, apakah tidak akan memberatkan keluarga dengan biaya swasta yang kita tau harganya lebih mahal dari negeri.
            Namun, dengan berjalannya waktu, dan kini sudah menginjak semester 3 dan 4, aku mulai menyadari lebih baik bersyukur dengan apa yang ada, daripada harus terpuruk dengan masa lalu yang gagal dan sibuk memikirkan cemoohan orang yang tidaklah penting untuk dilayani.
            Negeri atau Swasta sama saja, yang dilihat bukan status kampus, tapi kualitas mahasiswa, kualitas otak dan hati, serta keyakinan bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik, dengan kejutan-Nya yang indah. ALHAMDULILLAH.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar