PENGERTIAN
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu
memelihara tubuhnya serta berkembang biak. Manusia memerlukan bahan
pangan untuk menunjang kelangsungan kehidupannya, misalnya untuk
membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tubuh sehat dan berfungsi
sebagaimana mestinya (Winarno, 1993).
Gizi berasal dari bahasa arab ghizawi yang berarti nutrisi. Secara
teknis gizi diartikan sebagai pemberian makanan kepada seluruh sel-sel
dan tenunan dalam tubuh, sehingga memungkinkan tubuh menjadi kuat dengan
jiwa dan pikiran yang sehat (Winarno, 1997a).
PEMBAGIAN BAHAN PANGAN DAN GIZI
Bahan Pangan
Setiap bahan pangan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan mengandung
zat gizi yang bervariasi baik jenis dan jumlahnya (Suhardjo dan
Kusharto, 1992). Menurut Buckle et al. (1987) penggolongan bahan pangan
didasarkan pada kandungan gizi di dalamnya. Australia menggolongkan
menjadi lima golongan, yaitu:
1. Susu dan hasil produksi susu.
2. Bahan pangan berprotein.
3. Buah-buahan dan sayuran.
4. Serealia atau biji-bijian.
5. Mentega dan margarin.
Terdapat perbedaan penggolongan bahan makanan antara Indonesia dan
Australia karena adanya perbedaan penyediaan dan pola penggunaan bahan
pangan di kedua negara. Di Indonesia penggolongan bahan makanan di kenal
dengan nama empat sehat lima sepurna, yaitu:
1. Makanan pokok.
2. Lauk pauk.
3. Sayuran.
4. Buah-buahan.
5. Susu.
Menurut Suhardjo dan Kusharto (1992) secara umum bahan pangan dikelompokkan menjadi sebelas golongan, yaitu:
1. Padi-padian.
2. Umbi-umbian.
3. Kacang-kacangan dan biji-bijian berlemak.
4. Sayur-sayuran.
5. Buah-buahan.
6. Daging.
7. Telur.
8. Ikan.
9. Susu.
10. Gula dan minyak.
11. Lain-lain.
Berdasarkan pengelompokan-pengelompokan di atas dapat dilihat bahwa
bahan pangan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat besar,
seperti yang dikemukakan oleh Sajogyo et al. (1981), yaitu:
1. Bahan pangan sumber energi.
2. Bahan pangan sumber protein.
3. Bahan pangan sumber vitamin dan mineral.
4. Bahan pangan sumber air.
Bahan Pangan Sumber Energi
Menurut Sajogyo et al. (1981) bahan pangan sumber energi berupa zat
tepung, protein dan lemak atau minyak. Bahan pangan yang mengandung zat
tepung atau karbohidrat biasanya berupa bahan makanan pokok, diantaranya
serealia (beras, jagung, sorgum, gandum) dan ubi-ubian (ubi kayu, ubi
jalar, kentang, talas). Karbohidrat juga terdapat pada tepung (terigu,
hunkue), batang (tebu, sagu), buah-buahan (sukun, pisang, alpukat) dan
minyak (margarine, minyak kelapa, kemiri).
Bahan pangan sumber tenaga berguna untuk memperoleh tenaga pada tubuh
manusia. Ukuran tenaga adalah kalori (kal) dan kkal (kilo kalori =
1.000 kal) dan tenaga ini berguna untuk bekerja dan bergerak. Seorang
laki-laki dewasa bekerja sedang dalam sehari memerlukan 2.500 kal yang
setara dengan 700 g beras dan rata-rata orang Indonesia pria wanita
semua umur memerlukan 1.900 kal sehari (Sajogyo, 1981) atau secara
lengkap angka kebutuhan harian untuk energi menurut FAO dapat dilihat
pada tabel 1. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling murah bila
dibandingkan protein dan lemak meskipun kalori yang dihasilkan hanya 4
kal dalam 1 g karbohidrat (Winarno, 1997b). Untuk lemak 1 g menghasilkan
9 kal dan protein 1 g menghasilkan 4 kal (Sajogyo, 1981). Perbandingan
yang ideal untuk pemenuhan kalori antara karbohidrat, lemak dan protein
adalah sebagai berikut:
1. Energi dari karbohidrat 60%.
2. Energi dari lemak 23%.
3. Energi dari protein 12 %.
4. Energi dari gula 5%.
Untuk memelihara kesehatan dianjurkan supaya pemakaian lemak terdiri dari:
1. 48% lemak tak jenuh.
2. 48% lemak jenuh.
3. 4% lemak yang dijenuhkan atau lemak tak jenuh karena proses hidrogenasi menjadi jenuh
(Simorangkir dan Simorangkir, tt).
Perbandingan konsumsi lemak jenuh dan tak jenuh 1:1 sudah seimbang dan
akan lebih baik lagi jika pada diet asam lemak tak jenuh dua kali lipat
dari asam lemak jenuh, dengan memperbanyak memakan lemak nabati dari
pada hewani (Baraas, 1993).
Karbohidrat dalam bahan pangan sebagai sumber tenaga dapat dicerna
biasanya berupa zat pati atau berbagai jenis gula (sukrosa, fruktosa,
laktosa). Untuk pektin dan hemiselulosa tidak dapat dicerna meskipun
tersedia dalam jumlah banyak. Karbohidrat dalam bahan pangan untuk dapat
digunakan dalam tubuh manusia harus dihidrolisa oleh alat pencernaan,
dari bentuk polimetrik menjadi monometrik. Glukosa merupakan monometrik
yang utama dari karbohidrat dan dapat digunakan secara langsung sebagai
sumber energi dalam seluruh bagian tubuh. Kelebihan glukosa dalam tubuh
jika tidak digunakan akan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam
hati dan jaringan otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan
adiposa (Buckle et al., 1987).
Menurut Simorangkir dan Simorangkir (tt) angka kecukupan gizi harian
energi dapat dihitung dari jumlah ketiga zat gizi pembangkit energi
sesuai dengan perbandingan ideal sebagai berikut:
1. Pria dewasa laki-laki kerja sedang mempunyai berat badan 65,0
mempunyai kebutuhan harian energi 3.000 kalori.
Berdasarkan kebutuhan ideal zat gizi:
2. Karbohidrat = 60% x 3.000 = 1.800 kalori.
Lemak = 23% x 3.000 = 690 kalori.
Protein = 12% x 3.000 = 360 kalori.
Gula = 5% x 3.000 = 150 kalori.
Kebutuhan tiap-tiap gram zat gizi yang dikonsumsi tiap hari dapat dihitung:
3. Karbohidrat 1.800 kalori setara dengan 1.800 : 4 = 450 g karbohidrat.
Lemak 690 kalori setara dengan 690 : 9 = 76,67 g lemak.
Protein 360 kalori setara dengan 360 : 4 = 90 gram protein.
Gula 150 kalori setara dengan 150 : 4 = 37,5 g gula.
4. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat seorang pria dewasa kerja sedang dengan berat 65,0 kg dalam
satu hari memerlukan kebutuhan karbohidrat 450 g, lemak 76,67 g, protein 90 g dan gula 37,5 g.
5. Kebutuhan lemak berdasarkan konsep kesehatan:
Lemak tak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g.
Lemak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g.
Lemak yang dijenuhkan 4% x 76,67 = 3,07 g.
sumber: http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar