Senin, 18 Agustus 2014

PENGERTIAN BAHAN PANGAN DAN GIZI

PENGERTIAN
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan mampu memelihara tubuhnya serta berkembang biak. Manusia memerlukan bahan pangan untuk menunjang kelangsungan kehidupannya, misalnya untuk membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tubuh sehat dan berfungsi sebagaimana mestinya (Winarno, 1993). 

Gizi berasal dari bahasa arab ghizawi yang berarti nutrisi. Secara teknis gizi diartikan sebagai pemberian makanan kepada seluruh sel-sel dan tenunan dalam tubuh, sehingga memungkinkan tubuh menjadi kuat dengan jiwa dan pikiran yang sehat (Winarno, 1997a). 

PEMBAGIAN BAHAN PANGAN DAN GIZI 
Bahan Pangan 
Setiap bahan pangan mempunyai susunan kimia yang berbeda dan mengandung zat gizi yang bervariasi baik jenis dan jumlahnya (Suhardjo dan Kusharto, 1992). Menurut Buckle et al. (1987) penggolongan bahan pangan didasarkan pada kandungan gizi di dalamnya. Australia menggolongkan menjadi lima golongan, yaitu: 
1. Susu dan hasil produksi susu. 
2. Bahan pangan berprotein. 
3. Buah-buahan dan sayuran. 
4. Serealia atau biji-bijian. 
5. Mentega dan margarin. 

Terdapat perbedaan penggolongan bahan makanan antara Indonesia dan Australia karena adanya perbedaan penyediaan dan pola penggunaan bahan pangan di kedua negara. Di Indonesia penggolongan bahan makanan di kenal dengan nama empat sehat lima sepurna, yaitu: 
1. Makanan pokok. 
2. Lauk pauk. 
3. Sayuran. 
4. Buah-buahan. 
5. Susu. 

Menurut Suhardjo dan Kusharto (1992) secara umum bahan pangan dikelompokkan menjadi sebelas golongan, yaitu: 
1. Padi-padian. 
2. Umbi-umbian. 
3. Kacang-kacangan dan biji-bijian berlemak. 
4. Sayur-sayuran. 
5. Buah-buahan. 
6. Daging. 
7. Telur. 
8. Ikan. 
9. Susu. 
10. Gula dan minyak. 
11. Lain-lain. 

Berdasarkan pengelompokan-pengelompokan di atas dapat dilihat bahwa bahan pangan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi empat besar, seperti yang dikemukakan oleh Sajogyo et al. (1981), yaitu: 
1. Bahan pangan sumber energi. 
2. Bahan pangan sumber protein. 
3. Bahan pangan sumber vitamin dan mineral. 
4. Bahan pangan sumber air. 

Bahan Pangan Sumber Energi 
Menurut Sajogyo et al. (1981) bahan pangan sumber energi berupa zat tepung, protein dan lemak atau minyak. Bahan pangan yang mengandung zat tepung atau karbohidrat biasanya berupa bahan makanan pokok, diantaranya serealia (beras, jagung, sorgum, gandum) dan ubi-ubian (ubi kayu, ubi jalar, kentang, talas). Karbohidrat juga terdapat pada tepung (terigu, hunkue), batang (tebu, sagu), buah-buahan (sukun, pisang, alpukat) dan minyak (margarine, minyak kelapa, kemiri). 

Bahan pangan sumber tenaga berguna untuk memperoleh tenaga pada tubuh manusia. Ukuran tenaga adalah kalori (kal) dan kkal (kilo kalori = 1.000 kal) dan tenaga ini berguna untuk bekerja dan bergerak. Seorang laki-laki dewasa bekerja sedang dalam sehari memerlukan 2.500 kal yang setara dengan 700 g beras dan rata-rata orang Indonesia pria wanita semua umur memerlukan 1.900 kal sehari (Sajogyo, 1981) atau secara lengkap angka kebutuhan harian untuk energi menurut FAO dapat dilihat pada tabel 1. Karbohidrat merupakan sumber kalori yang paling murah bila dibandingkan protein dan lemak meskipun kalori yang dihasilkan hanya 4 kal dalam 1 g karbohidrat (Winarno, 1997b). Untuk lemak 1 g menghasilkan 9 kal dan protein 1 g menghasilkan 4 kal (Sajogyo, 1981). Perbandingan yang ideal untuk pemenuhan kalori antara karbohidrat, lemak dan protein adalah sebagai berikut: 

1. Energi dari karbohidrat 60%. 
2. Energi dari lemak 23%. 
3. Energi dari protein 12 %. 
4. Energi dari gula 5%. 

Untuk memelihara kesehatan dianjurkan supaya pemakaian lemak terdiri dari: 
1. 48% lemak tak jenuh. 
2. 48% lemak jenuh. 
3. 4% lemak yang dijenuhkan atau lemak tak jenuh karena proses hidrogenasi menjadi jenuh 
    (Simorangkir dan Simorangkir, tt). 

Perbandingan konsumsi lemak jenuh dan tak jenuh 1:1 sudah seimbang dan akan lebih baik lagi jika pada diet asam lemak tak jenuh dua kali lipat dari asam lemak jenuh, dengan memperbanyak memakan lemak nabati dari pada hewani (Baraas, 1993). 

Karbohidrat dalam bahan pangan sebagai sumber tenaga dapat dicerna biasanya berupa zat pati atau berbagai jenis gula (sukrosa, fruktosa, laktosa). Untuk pektin dan hemiselulosa tidak dapat dicerna meskipun tersedia dalam jumlah banyak. Karbohidrat dalam bahan pangan untuk dapat digunakan dalam tubuh manusia harus dihidrolisa oleh alat pencernaan, dari bentuk polimetrik menjadi monometrik. Glukosa merupakan monometrik yang utama dari karbohidrat dan dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi dalam seluruh bagian tubuh. Kelebihan glukosa dalam tubuh jika tidak digunakan akan diubah menjadi glikogen yang disimpan dalam hati dan jaringan otot atau menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan adiposa (Buckle et al., 1987). 

Menurut Simorangkir dan Simorangkir (tt) angka kecukupan gizi harian energi dapat dihitung dari jumlah ketiga zat gizi pembangkit energi sesuai dengan perbandingan ideal sebagai berikut: 

1. Pria dewasa laki-laki kerja sedang mempunyai berat badan 65,0 mempunyai kebutuhan harian energi 3.000 kalori. Berdasarkan kebutuhan ideal zat gizi: 

2. Karbohidrat = 60% x 3.000 = 1.800 kalori. 

Lemak = 23% x 3.000 = 690 kalori. 

Protein = 12% x 3.000 = 360 kalori. 

Gula = 5% x 3.000 = 150 kalori. 

Kebutuhan tiap-tiap gram zat gizi yang dikonsumsi tiap hari dapat dihitung: 

3. Karbohidrat 1.800 kalori setara dengan 1.800 : 4 = 450 g karbohidrat. 
Lemak 690 kalori setara dengan 690 : 9 = 76,67 g lemak. 
Protein 360 kalori setara dengan 360 : 4 = 90 gram protein. 
Gula 150 kalori setara dengan 150 : 4 = 37,5 g gula. 

4. Dari perhitungan tersebut dapat dilihat seorang pria dewasa kerja sedang dengan berat 65,0 kg dalam      
    satu hari memerlukan kebutuhan karbohidrat 450 g, lemak 76,67 g, protein 90 g dan gula 37,5 g. 

5. Kebutuhan lemak berdasarkan konsep kesehatan: 
Lemak tak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g. 
Lemak jenuh 48% x 76,67 = 36,80 g. 
Lemak yang dijenuhkan 4% x 76,67 = 3,07 g.
sumber: http://belajarilmukomputerdaninternet.blogspot.com

UNIVERSITAS PASUNDAN

Universitas Pasundan atau dikenal dengan Unpas adalah sebuah universitas swasta di Bandung, Indonesia, yang memiliki Kampus di lima lokasi, yaitu di Jalan Lengkong Besar No. 68 (Kampus I), Jalan Tamansari No. 6-8 (Kampus II), Jalan Wartawan IV No. 22 (Kampus III), Jalan Dr. Setiabudhi No. 193 (Kampus IV), dan Jalan Sumatera No. 41 (Kampus V).
Universitas Pasundan (Unpas) berdiri tanggal 14 November 1960, keberadaan dan pengembangannya tidak lepas dari tujuan dan cita-cita Paguyuban Pasundan, sebagai organisasi induk yang lahir tahun 1913, sehingga esensi dan eksistensinya tidak terlepas dari garapan pengabdian Paguyuban Pasundan, terutama dalam turut mencerdaskan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Unpas telah tumbuh dan berkembang menjadi sebuah universitas terkemuka dan kebanggaan masyarakat, terbukti dari jumlah mahasiswa yang saat ini terbesar di lingkungan Kopertis Wilayah IV Jabar dan Banten.
Mahasiswa Unpas bukan saja berasal dari 33 Provinsi yang ada di Indonesia, tetapi juga dari mahasiswa asing negara-negara sahabat seperti Thailand, Turki, Malaysia, Singapura, Republik Somalia, Korea Selatan, Timor Leste, Polandia, Hongaria dan Afrika Selatan. Sampai saat ini Universitas Pasundan memiliki 6 Fakultas, 26 Program Studi S1, 5 Program Studi Pascasarjana dan 2 Program Doktor.
Kegiatan akademik dilaksanakan oleh dosen berpengalaman yang terdiri dari Guru Besar tetap 32 orang, Dosen tetap dengan kualifikasi Doktor sebanyak 85 orang dan Magister sebanyak 254 orang serta 8 orang Dosen Asing dari Korea Selatan dan China. Pada tahun 2009 UNPAS menjadi salah satu dari 3 PTS se-Indonesia yang mendapat hibah untuk promosi perguruan tinggi tingkat Internasional melalui QS Star.
Lambang Universitas Pasundan berbentuk perisai segi lima yang di dalamnya tertera:
  1. Bunga Padma
  2. Air
  3. Sayap
  4. Obor
  5. Kujang

Arti lmbang

  • Perisai segi lima adalah lambang Pancasila, azas negara yang menjadi pedoman bagi segala usaha serta kegiatan Universitas, diarahkan pada kepentingan negara, bangsa dan agama
  • Air adalah lambang wanita, keibuan yang tulus dan taqwa kepada Allah SWT, dan berarti pula kesuburan
  • Bunga Padma adalah lambang kearifan yang mekar indah, abadi, suci sepanjang masa, perlambang kebudayaan
  • Sayap adalah lambang yang akan membawa pemiliknya ke tingkat yang lebih tinggi demi kemajuan dan kebudayaan
  • Obor adalah alat penerang yang melambangkan dharma seorang sarjana sebagai juru penerang dan penunjuk jalan yang lurus sesuai dengan ajaran Islam
  • Kujang adalah senjata pusaka Sunda yang melambangkan kekuatan dan keberanian untuk melindungi hak dan kebenaran yang menjadi tugas ilmu pengetahuan. Kujang tegak lurus ke langit, menyimbulkan ajaran tauhid Islami sebagai sumber dan muara pengabdian

Arti warna dan lambang

  • Kuning adalah warna jiwa, lambang cahaya, dan kebahagiaan yang menggambarkan kejayaan dan keluhuran budi
  • Merah adalah lambang semangat dan keberanian
  • Putih adalah lambang kesucian dan kejujuran
  • Biru adalah lambang bahtera, kedamaian, ketenangan, kepercayaan kepada diri sendiri dan keseimbangan
  • Coklat adalah lambang tanah Pasundan sebagai pijakan berbudaya

Bendera

  1. Bendera Universitas berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar Coklat Muda di tengahnya terdapat Lambang Universitas
  2. Bendera Fakultas berbentuk empat persegi panjang dengan warna dasar
    1. Merah, untuk Fakultas Hukum
    2. Biru, untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
    3. Oranye, untuk Fakultas Teknik
    4. Kuning, untuk Fakultas Ekonomi
    5. Hijau Muda, untuk Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
    6. Ungu, untuk Fakultas Ilmu Seni
    7. Abu-abu, untuk Fakultas Komputer
    8. Biru Muda, untuk program studi Sastra Inggris

Sejarah

Universitas Pasundan (UNPAS) berdiri tanggal 14 November 1960, keberadaan dan pengembangannya tidak lepas dari tujuan dan cita-cita Paguyuban Pasundan, sebagai organisasi induk yang lahir tahun 1913. Sehingga esensi dan eksistensinya tidak terlepas dari garapan pengabdian Paguyuban Pasundan terutama dalam turut mencerdaskan kehidupan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Pada saat berdirinya, UNPAS didukung oleh kehadiran dua fakultas, yakni Fakultas Hukum (FH) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Fakultas Hukum terdiri atas dua jurusan yakni: Hukum Perdata dan Hukum Pidana, sedangkan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terdiri atas jurusan-jurusan: Administrasi Negara, Kesejahteraan Sosial, dan Hubungan Internasional. Mengingat kebutuhan masyarakat, selanjutnya dibuka jurusan baru pada dua fakultas tersebut, yakni Jurusan Administrasi Niaga dan Jurusan Ilmu Komunikasi di FISIP dan Jurusan Hukum Tata Negara di FH. Namun berdasarkan keputusan Konsorsium Ilmu Hukum pada tahun 1993, jurusan-jurusan di FH ditiadakan.
Pada tahun 1961 dibuka fakultas baru yaitu Fakultas Teknologi (FT) dengan jurusan Teknologi Makanan dan Teknik Produksi. Jurusan Teknologi Makanan selanjutnya diubah menjadi Jurusan Teknologi Pangan, dan Jurusan Teknik Produksi kemudian diubah menjadi Jurusan Teknik dan Manajemen Industri.
Pertengahan dasawarsa 70-an kembali dibuka fakultas baru, yakni Fakultas Ekonomi (FE) dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). FE sampai saat ini didukung oleh tiga jurusan yaitu : Jurusan Manajemen, Akuntansi, dan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan; sedangkan FKIP saat ini terdiri atas lima program studi, yaitu : PPKN, Pendidikan Ekonomi Akuntansi, Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Pendidikan Matematika, Pendidikan Biologi, dan Pendidikan Guru SD S1.

Fakultas

Sejak berdiri sampai dengan saat ini di lingkungan Universitas Pasundan mempunyai Fakultas dan Jurusan/Program Studi/Program Kekhususan sebagai berikut:
  1. Fakultas Hukum, dengan Program Studi Ilmu Hukum terdiri dari Program Kekhususan Kepentingan Individu dan Masyarakat, Penegakan Hukum Pidana, Kebijakan Hukum dan Politik, Hukum Ekonomi Internasional. (Akreditasi A)
  2. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, terdiri atas Program Studi Administrasi Negara (Akreditasi A), Kesejahteraan Sosial (Akreditasi A), Ilmu Hubungan Internasional (Akreditasi A), Administrasi Niaga (Akreditasi AA) dan Ilmu Komunikasi (Akreditasi A).
  3. Fakultas Teknik, terdiri atas Program Studi Teknik Pangan (Akreditasi A), Teknik Industri (Akreditasi A), Teknik Mesin (Akreditasi A), Teknik Informatika (Akreditasi B) Teknik Lingkungan (Akreditasi B) dan Teknik Planologi (Akreditasi B).
  4. Fakultas Ekonomi, terdiri atas Program Studi Manajemen (Akreditasi A), Akuntansi (Akreditasi A)dan Ilmu Ekonomi (Akreditasi A).
  5. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, terdiri atas Program Studi Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan (Akreditasi A), Pendidikan Ekonomi Akuntansi (Akreditasi A), Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah (Akreditasi A), Pendidikan Matematika (Akreditasi B), Pendidikan Biologi (Akreditasi B) dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 (Proses Akreditasi).
  6. Fakultas Ilmu Seni dan Sastra, terdiri atas Program Studi Desain Komunikasi Visual (Akreditasi B), Fotografi dan Film (Akreditasi C), Seni Musik (Akreditasi B) status Akreditasi sesuai tingkat kualitas pengelolaannya yang dievaluasi oleh BAN-PT.masih di pertanyakan oleh kalangan masyarakat&pemerhati lingkungan,budaya dan seni,ada di jawa barat khususnya jurusan Seni Musik unpas
  7. Program Magister dan Doktor (S2 dan S3), terdiri atas Program Magister Teknik dan Manajemen Industri (Akreditasi A), Magister Teknologi Industri Pangan, Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik (Akreditasi B), Magister Ilmu Hukum, Magister Manajemen (Akreditasi B) Magister Pendidikan Matematika, Doktor Ilmu Manajemen dan Doktor Ilmu Sosial

Perkembangan

Kemajuan di bidang pengelolaan akademik ditandai dengan diperolehnya status akreditasi dengan menempati 16 besar PTN/PTS di seluruh Indonesia dan di Jawa Barat menempati posisi 2 besar PTS. Sedangkan jumlah mahasiswa dan Guru Besar, Unpas merupakan terbanyak se Kopertis Jabar dan Banten. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka sejak tahun akademik 1999/2000 dibuka Program Pascasarjana Magister Ilmu Administrasi dengan konsentrasi Kebijakan Publik dan Kebijakan Bisnis, pada tahun akademik 2000/2001 dibuka pula Program Magister Manajemen (MM) dengan konsentrasi Manajemen Pemasaran dan Manajemen Sumber Daya Manusia, pada tahun akademik 2001/2002 dibuka program Magister Teknik dan Manajemen Industri dengan konsentrasi Sistem Logistik dan Manajemen Industri, dan pada tahun akademik 2003/2004 dibuka program Magister Hukum dan Program Magister Teknologi Pangan, sedangkan program pascasarjana yang masih dalam proses pengkajian Dirjen Dikti adalah Program S-3 Ilmu Sosial, Ilmu Ekonomi, dan Teknik.
Untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi secara utuh dan terpadu, maka pada tahun 1978 dibentuk Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LAPPMA). Kemudian untuk menyesuaikan dengan ketentuan perundangan yang baru, maka pada tahun 1987 kedua lembaga itu dipisah menjadi Lembaga Penelitian (Lemlit), Lembaga Pengabdian pada Masyarakat (LPM). Selanjutnya pada tahun yang bersamaan dibentuk pula Lembaga Kebudayaan (Lembud), yang mempunyai tugas pokok melestarikan dan mengembangkan budaya Sunda; Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syi’ar Islam (LPPSI), mempunyai tugas mengembangkan syi’ar Islam. Pada tahun 2000 LPPSI dan Lembud digabung menjadi Lembaga Budaya Sunda dan Pengkajian Islam (LBSPI). Untuk meningkatkan pelayanan dan fokus pada bidangnya, maka pada tahun 2003 LBSPI dipisah kembali menjadi Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Syi’ar Islam (LPPSI) dan Lembaga Budaya Sunda (LBS).
Untuk membantu pelaksanaan tugas pokok universitas, khususnya tugas-tugas pengadministrasian maka dibentuklah biro-biro. Adapun biro-biro yang ada adalah Biro Administrasi Akademik, Biro Administrasi Umum, Biro Administrasi Kemahasiswaan. Sejalan dengan meningkatnya beban kerja dan masalah yang dihadapi oleh Universitas Pasundan maka pada tahun 2005 ini dibentuk biro baru, yaitu Biro Administrasi Keuangan dan Pengembangan Sumber Dana. Untuk pengadministrasian di tingkat fakultas dilaksanakan oleh bagian tata usaha.
Untuk mendukung penyelenggaraan program akademik, telah dijalin hubungan kerjasama dengan beberapa instansi pemerintah dan swasta, serta perguruan tinggi di dalam maupun di luar negeri, di antaranya: Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Dalam Negeri, Lemhanas, BUMN, Kadin Jabar, Pemda Provinsi Jawa Barat dan beberapa Pemerintah Kota/Kabupaten di Propinsi Jawa Barat dan Banten. Sedangkan perguruan tinggi luar negeri, adalah: Universitas Bonn, Universitas Forzeim, Universitas Karlsruhe (Jerman), Universitas Curtin (Australia) dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) serta PTN di Kota Bandung (ITB, UNPAD, UPI), untuk bidang seni dijalin kerjasama dengan ISI Yogyakarta dan IKJ Jakarta. Di samping itu telah dijalin hubungan baik dengan beberapa perguruan tinggi di Perancis, Belgia, Thailand, Malaysia, Jerman dan Jepang, di mana beberapa dosen Unpas menyelesaikan studi S-2 dan S-3.

ILMU GIZI


sumber: anonim ; recover: wulan marayani
Tujuan pembelajaran adalah diharapkan mahasiswa diakhir perkuliahan dapat menjelaskan konsep dasar ilmu gizi. Materi ini akan membahas beberapa pokok bahasan yang berkaitan dengan konsep dasar ilmu gizi antara lain:
  1. Beberapa pengertian / istilah dalam gizi.
  2. Sejarah perkembangan ilmu gizi.
  3. Ruang lingkup ilmu gizi.
  4. Pengelompokan zat gizi menurut kebutuhan.
  5. Fungsi zat gizi.

Beberapa Pengertian / Istilah Dalam Gizi

  1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
  2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.
  3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan energi.
  4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
  5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila dimasukkan ke dalam tubuh.
  6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
  7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu:
  1. Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh).
  2. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas kerja.

Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk  kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
  1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine Lavoisier  (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan  penggunaan energi makanan yang meliputi  proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian berkembang hingga awal abad 20, adanya  penelitian tentang pertukaran energi dan sifat-sifat bahan  makanan pokok.
  2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
  3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905 muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh. Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun 1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920, vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
  4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan thdp kandungan zat gizi.
  5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku, kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi. Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan, dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan batas keracunan).

Ruang Lingkup Ilmu Gizi

Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen (penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit).
Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan kedokteran.
Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
Perkembangan gizi klinis :

Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan

Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.

Makronutrien

Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat arang), lemak, protein, makromineral dan air.

Mikronutrien

Golongan mikronutrien terdiri dari:
  1. Karbohidrat – Glukosa; serat.
  2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).
  3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin; treonin; valin; histidin; nitrogen nonesensial.
  4. MineralKalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi; selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon, arsen, boron; vanadium, molibden.
  5. VitaminVitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol); vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12; asam pantotenat; vitamin C.
  6. Air

Fungsi Zat Gizi

  1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas.
  2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang rusak.
  3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah, pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.

Minggu, 17 Agustus 2014

TEKNOLOGI PANGAN

Teknologi pangan adalah suatu teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan tentang bahan pangan khususnya stelah panen (pasca panen) guna memperoleh manfaatnya seoptimal mungkin dan sekaligus dapat meningkatkan nilai tambah dari pangan tersebut.
Dalam teknologi pangan, dipelajari sifat fisis, mikrobiologis, dan kimia dari bahan pangan dan proses yang mengolah bahan pangan tersebut. Spesialisasinya beragam, diantaranya pemrosesan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan dan sebagainya.
Sejarah teknologi pangan dimulai ketika Nicolas Appert mengalengkan bahan pangan, sebuah proses yang masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun ketika itu, Nicolas Appert mengaplikasikannya tidak berdasarkan ilmu pengetahuan terkait pangan. Aplikasi teknologi pangan berdasarkan ilmu pengetahuan dimulai oleh Louis Pasteur ketika mencoba untuk mencegah kerusakan akibat mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah melakukan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Selain itu, Pasteur juga menemukan proses yang disebut pasteurisasi, yaitu pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Sejarah Teknologi pangan di Indonesia menyangkut beberapa aspek, disamping aspek program pendidikan juga berhubungan erat dengan sejarah perkembangan institusi, bidang IPTEKS, SDM (Staff, lulusan), prasarana dan fasilitas, juga menyangkut perkembangan lapangan kerja, industri dan perdagangan produk pangan serta dinamika masyarakat dan trend konsumsi pangan.
Adanya teknologi pangan sangat menunjang ketersediaannya pangan. Alam menghasilkan bahan pangan secara berkala, sementara kebutuhan manusia akan pangan adalah rutin. Kita tidak mungkin menunda keperluar perut hingga masa panen tiba. Oleh karena itu adanya teknologi pengawetan sehingga makanan dapat disimpan untuk jangka waktu yang cukup lama. Teknik pengawetan juga memungkinkan untuk mendistribusikan bahan pangan secara merata ke seluruh penjuru dunia. Dulu, orang-orang di Eropa tidak bisa menikmati makanan-makanan Asia. Tetapi sekarang karena teknologi pangan setiap bangsa dapat menikmati makanan khas bangsa lainnya.Beberapa proses terkait pemrosesan bahan pangan telah memberikan kontribusinya di bidang teknologi pangan, terutama pada rantai produksi dan suplai pangan. Pengembangan tersebut misalnya:
  • Pembuatan susu bubuk telah menjadi dasar untuk pembuatan berbagai produk baru dari benda cair dan semi cair yang dapat diseduh (dapat direhidrasi kembali) setelah dikeringkan menjadi padatan berbentuk serbuk. Hal ini juga yang menjadikan proses distribusi susu menjadi lebih efisien dan cikal bakal berkembangnya industri susu formula.
  • Dekafeinasi untuk kopi dan teh, namun lebih banyak digunakan pada biji kopi demi mengurangi kadar kafein pada kopi. Biji kopi kering diproses menggunakan uap hingga kadar airnya menjadi sektar 20%. Panas diberikan untuk memisahkan kafein dari biji kopi ke permukaan kulitnya. Lalu pelarut diberikan untuk memindahkan kafein dari biji kopi. Hingga tahun 1980an, pelarut yang digunakan adalah pelarut organik. Karbon dioksida merupakan salah satu pelarut non organik yang digunakan untuk memisahkan kafein di bawah kondisi super kritis.Beberapa mata kuliah penting di jurusan ini antara lain:- Kimia dan Biokimia Pangan,
    - Rekayasa Proses Pangan,
    - Mikrobiologi dan Keamanan Pangan,
    - Pangan dan Gizi,
    - Manajemen Industri Pangan,
    - Pengemasan Pangan,
    - Pengeringan dan Pendinginan,
    - Teknologi Teh, Kopi dan Coklat,
    - Teknologi Minyak Atsiri, Rempah dan Obat,
    - Teknologi Fermentasi,
    - Boiteknologi Pangan,
    - Mikrobiologi Pangan dan Enzimonologi.
    - Manajemen Pangan Aman dan Halal,
    dan masih banyak mata kuliah menarik lainnya.

    KARIR

    Setelah lulus food tech, ada dua jalur karir di pabrik, yakni Quality Assurance (bagian pengendalian mutu) dan Product Development (bagian Pengembangan Produk).

    Pengendalian Mutu

    Kebanyakan sarjana yang baru lulus diterima bekerja di bagian Pengendalian Mutu. Mereka bertugas memastikan apakah proses pengolahan makanan di pabrik berjalan sesuai standar yang telah ditetapkan.
    Di pabrik yang membuat es krim misalnya, seorang staf pengawas mutu harus memastikan bahwa es krim yang dihasilkan telah melewati proses yang higienis dan dengan kandungan bahan makanan yang tidak merugikan. Pengawasan juga dilakukan sampai di tahap pengepakan, bahkan pengiriman produk.
    Bagian ini biasanya membutuhkan cukup banyak lulusan Teknologi Pangan. Untuk satu jenis produk kadang-kadang diperlukan 15 orang pengawas mutu. Jadi kebanyakan sarjana jurusan ini memang mengawali karirnya di bagian ini.

    Pengembangan Produk

    Bidang lainnya adalah Product Development. Ini bagian yang lebih elit. Tidak mudah langsung diterima di bagian ini. Disamping perlu pengetahuan mumpuni, bidang ini menyangkut rahasia resep produk. Perusahaan selalu berhati-hati memilih orang yang tepat untuk bagian ini.
    Karena posisinya yang sangat strategis, mereka sering berhubungan dengan para pemimpin puncak di perusahaan. Dengan demikian mereka berpeluang mendapat kenaikan tingkat lebih cepat dibandingkan para staf di QA. Posisi tertinggi yang bisa diraih staf di bagian ini adalah Chief Technical Officer, atau Direktur Teknik.
    Karena tidak mudah masuk ke bagian ini dan posisinya yang penting, standard gajinya tentu lebih  tinggi. Jumlah sarjana yang diterima di bagian ini biasanya lebih sedikit. Misalnya untuk 1 jenis produk hanya diperlukan 2 staf Pengembangan Produk saja. Kalau sebuah perusahaan memproduksi 10 macam produk, maka jumlah staf di bagian ini paling banter 20 orang.

    PROSPEK Jangka Panjang

    Para sarjana Food Tech, terlebih mereka di bagian pengawasan mutu, jarang terlihat oleh para pimpinan perusahaan. Yang sering bertemu dan berhubungan langsung dengan para pucuk pimpinan adalah staf di bagian Sales atau Marketing atau Finance. Orang Food Tech lebih sering  ‘behind the scene’ alias berada di belakang layar. Ini tentu berkaitan dengan peluang karir untuk mendapatkan posisi lebih tinggi.
    Menurut Indradi Sadhani, sarjana Food Technology lulusan Royal Melbourne Institute of Technology, Australia, ada kecenderungan bahwa pekerjaan yang ditangani para sarjana Food Tech ini sering kali bisa digantikan oleh lulusan Teknik Kimia. Memang, ini tergantung pada jenis produk dan kebijakan pimpinan. Baru belakangan ini di Australia lulusan Food Tech mulai banyak dicari karena ada beberapa hal, terutama yang menyangkut nutrisi, yang kurang dipahami lulusan Teknik Kimia.
    Masih menurut Dadi, nama panggilan Indradi, belakangan sarjana Food Tech banyak berperan sebagai Project Manager, bukan mengembangkan produk. Alasannya, di banyak pabrik makanan,  kebutuhan bahan makanan tertentu dipesan dari perusahaan lain dalam bentuk jadi.
    Misalnya di pabrik udang tepung dalam kemasan, dari pada membuat tepung sendiri, pabrik memesan tepung dari perusahaan lain yang lebih handal soal ini karena memang spesialisasinya hanya membuat tepung. Jadi para sarjana Food Tech lebih banyak berperan dalam proses pemesanan seperti misalnya menentukan jenis bahan yang diperlukan, komposisi di dalamnya, kapan mesti diterima, dalam kondisi seperti apa, dan lain-lain.

    Jurusan ini untuk siapa?

    Kesimpulannya, bagi beberapa kalangan, jurusan ini tidak mencetak tenaga kerja yang cepat menuju pucuk pimpinan. Dengan kata lain, jurusan ini kurang cocok bagi mereka yang berambisi pada kedudukan di perusahaan.
    Namun bagi mereka yang punya hasrat (passion) kuat di bidang makanan, kesehatan, sains, dan biologi, dan ingin hidup dan bekerja dengan tenang dan “adem ayem”, tidak suka stress karena dikejar-kejar target, bidang ini bisa jadi pilihan yang menarik.  Sekalipun demikian bukan lantas berarti ini pekerjaan yang mudah. Tanggung jawab profesinya tetap saja besar.



    sumber: anonim, Wikipedia.com