Senin, 15 September 2014

HEALTH (CANCER)

Kanker payudara merupakan ancaman serius bagi kaum hawa. Bagaimana tidak, prevalensinya menempati urutan wahid jenis kanker paling banyak pada wanita, baik di dunia maupun di Indonesia. Untuk itu, wanita perlu lebih waspada dengan rutin melakukan pemeriksaan pada payudaranya.
Namun tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Faktanya, hanya 15 persen dari benjolan yang bisa berkembang menjadi kanker. Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Onkologi Indonesia (PP POI) Dradjat Ryanto Suardi mengatakan, selain kanker benjolan bisa berupa tumor jinak, namun keduanya tetap perlu diwaspadai.
"Tumor jinak lebih tidak berbahaya daripada kanker karena tidak menyebabkan kegagalan organ yang dihinggapinya," jelasnya dalam konferensi pers Breast Cancer Expert Forum dengan tema "Transforming Advanced Breast Cancer at the Molecular Level", Sabtu (21/12/2013) di Jakarta.
Dradjat pun menjelaskan perbedaan keduanya, pertama kanker lebih cepat bertumbuh dibandingkan dengan tumor. Dalam 8-200 hari, sel-sel kanker bisa membelah dengan sangat cepat. Sementara tumor jinak pertumbuhannya lebih lambat.
Kedua, ketika diraba, benjolan kanker terasa padat dan keras. "Sel-sel kanker bila teraba rasanya akan seperti meraba tulang," ujar dokter spesialis bedah onkologi dari Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Bandung, ini.
Sementara itu, benjolan tumor akan teraba lebih lunak. Dradjat menjelaskan, benjolan tumor pun bisa mengalami pergeseran jika ditekan, tidak seperti kanker yang kaku. Ini karena sel-sel kanker umumnya melakukan infiltrasi (penyusupan) terhadap jaringan-jaringan di sekitarnya, maka sulit untuk digerakan.
"Benjolan akibat kanker yang sudah berkembang lebih lanjut juga menyebabkan perubahan pada permukaan payudara, misalnya puting yang tertarik ke dalam, itu karena infiltrasi tadi," paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Subdit Penyakit Kanker Kementerian Kesehatan RI Niken Wastu Palupi, pemeriksaan payudara yang dilakukan secara rutin akan meningkatkan sensitivitas pemeriksanya untuk mendeteksi adanya benjolan. Artinya, kemampuan membedakan antara benjolan kanker dan tumor juga meningkat.
"Jika rutin melakukan pemeriksaan payudara sendiri, benjolan berukuran 1,2 sentimeter saja sudah dapat teraba," ujar dia.
Kanker payudara merupakan pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel payudara yang berubah menjadi ganas. Saat ini, kanker payudara adalah kanker yang paling banyak dialami oleh wanita di seluruh dunia. Di Indonesia, kasus kanker payudara mencapai 35 persen dari total kasus kanker.

Kanker Payudara merupakan penyakit yang disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara. Sel-sel ini biasanya muncul pada saluran atau lobula di payudara. Sel-sel kanker ini dapat menyebar di antara jaringan atau organ yang ada dan ke bagian tubuh lainnya.
Seberapa umumkah Kanker Payudara?
Kanker Payudara merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi wanita saat ini. Di Singapura, 1 dari 16 wanita akan terdiagnosa mengidap kanker payudara dalam masa hidupnya. Wanita etnis Cina memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan etnis Melayu atau India sekitar 10% hingga 20%. Kasus tertinggi terjadi pada kelompok umur 55-59 tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kabar baiknya sekarang adalah banyak wanita kini mampu melawan kanker payudara karena melakukan pendeteksian dini serta peningkatan kualitas pengobatan.
Apa Penyebabnya?
Faktor pemicu kanker ini belum dapat diketahui. Namun hal ini bisa ditelusuri dari sejarah keluarga yang mengidap kanker payudara, siklus menstruasi dini, atau kemungkinan faktor resiko lainnya. Karena begitu sulit untuk dipastikan, masing-masing kita memiliki resiko terkena kanker payudara, khususnya saat kita berusia 40 tahun atau lebih. Walaupun faktor penyebabnya masih tidak diketahui, akan tetapi penyembuhan total sangat dimungkinkan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan payudara secara reguler.
 

Gejala-gejala

Anatomy of Breast   Tanda-tanda Kanker Payudara:
   
  • Benjolan yang tidak terasa sakit pada payudara
  • Gatal dan ruam yang terus menerus di sekitar puting
  • Pendarahan atau keluarnya cairan dari puting yang tidak biasanya
  • Kulit payudara membengkak dan menebal
  • Kulit payudara mengkerut atau menjadi cekung
  • Puting melesak ke dalam

Panduan Cara Memeriksa Payudara
39 TAHUN KE BAWAH
  • Pemeriksaan diri terhadap bagian payudara secara bulanan
40 S/D 49 TAHUN
  • Pemeriksaan diri terhadap bagian payudara secara bulanan
  • Lakukan pemeriksaan mamogram tahunan
50 TAHUN KE ATAS
  • Pemeriksaan diri terhadap bagian payudara secara bulanan
  • Lakukan pemeriksaan mamogram 2 tahunan
 

Diagnosa & Pemeriksaan

Bagaimana cara mendiagnosa?
  • Pemeriksaan Klinis – Khususnya bila benjolan, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan payudara yang tidak biasa terjadi.
  • Mamogram – Metode ini dapat mendeteksi perubahan seperti kepadatan yang tidak normal atau terjadinya deposit kalsium.
  • Ultrasound Scan – Metode ini digunakan untuk mendeteksi pada area khusus yang ditemukan dalam pemeriksaan mamogram atau dapat dilakukan untuk mendeteksi kondisi abnormal yang tidak terlihat pada mamogram. Sebuah ultrasound scan dapat membedakan antara massa yang solid, yang kemungkinan kanker, atau kista yang berisi cairan yang biasanya bukan merupakan kanker.
  • Magnetic Resonance Imaging, MRI – Pada beberapa kasus, pasien harus menjalani sken MRI untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang lebih jelas pada area yang diduga terkena kanker. Metode ini sangat berguna bagi wanita yang berusia muda karena pada usianya mereka memiliki kepadatan jaringan payudara yang lebih besar dan tes visual konvensional seperti mamogram ataupun ultrasound menjadi kurang sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker payudara.
 
Apa itu Biopsi?   Teknik biopsi umum
Untuk memastikan kanker payudara, sebuah biopsi harus dilakukan di mana bagian dari jaringan sel yang diduga kanker diangkat dan diperiksa dengan mikroskop.  
  • Aspirasi Jarum Halus (FNA)
  • Biopsi Jarum Inti (Core Needle) atau Biopsi Tru-cut
  • Biopsi Eksisi (Excision Biopsy)

 

Bagaimana Kanker Payudara diperiksa?


A. TAHAPAN/LUAS PENYEBARAN
  TAHAPAN LUAS PENYEBARAN TINGKAT RATA-RATA KESELAMATAN PADA MASA
5-TAHUNAN(%)
  0 Kanker non-invasif 99
  I Kanker invasif kecil
(kurang dari 2 cm tanpa penyebaran ke arah kelenjar getah bening aksila)
90
  II Kanker invasif
(antara 2-5cm atau/dengan penyebaran pada kelenjar getah bening)
70
  III Kanker invasif besar
(lebih dari 5cm dengan penyebaran pada kulit atau beberapa kelenjar getah bening)
40
  IV Penyebaran yang luas atau Kanker metastatis 20

B. KARAKTERISTIK KANKER PAYUDARA YANG BERDAMPAK PADA KAMBUH DAN KESELAMATAN

Tingkat Histologis Tumor

Merujuk pada seberapa banyak sel tumor yang memiliki kemiripan dengan sel normal dilihat dari mikroskop; skala tingkat 1 sampai dengan 3. Tumor tingkat 3 mengandung sel kanker yang sangat abnormal dan tumbuh pesat. Semakin tinggi tingkat histologis tumor, semakin besar resiko kanker payudara kembali.
 

Kelenjar Getah Bening

Jumlah kelenjar getah bening yang berada di ketiak, di sisi yang sama pada payudara yang terkena kanker, bisa jadi indikator penting. Semakin besar jumlah kelenjar yang positif diasosiasikan dengan kemungkinan terburuk dan merujuk kepada perawatan dan pengobatan yang lebih agresif.
     

Ukuran Tumor

Secara umum, semakin besar ukuran tumor, semakin besar kemungkinan untuk kanker payudara kembali menyerang.
 

ER/PR

Sekitar duapertiga dari semua kanker payudara memiliki tingkat esterogen yang signifikan dan/atau reseptor progesteron. Mereka dirujuk sebagai tumor reseptor esterogen positif (ER+). Tumor ER+ cenderung tumbuh kurang agresif dan dapat diobati dengan pengobatan menggunakan hormon.
     

HER2/erbB2

HER2 adalah sebuah protein yang ditemukan pada permukaan dari sel kankertertentu. Sebuah tumor dapat digambarkan sebagai HER2-positif apabila tumor tersebut memiliki lebih banyak reseptor HER2 dibanding dengan yang lain. Sekitar 20-25% dari semua kanker payudara memiliki tumor dengan label HER2-positif. Tumors HER2-positif cenderung tumbuh lebih cepat daripada jenis-jenis kanker payudara lainnya.
Dengan mengetahui apakah sebuah kanker adalah HER2-positif dapat mempengaruhi pilihan pengobatan yang dapat diambil, karena wanita dengan tumor sejenis ini dapat diuntungkan dengan obat yang disebut trastuzumab (Herceptin®).
 

Pengobatan & Perawatan

Bagaimana kanker payudara diobati?
Pilihan pengobatan dan prognosis (peluang kesembuhan) tergantung dari tahapan kanker (apakah kanker tersebut hanya ada di payudara atau sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya), tipe kanker payudara, karakteristik dari sel kanker dan apakah kanker tersebut ditemukan pada sisi payudara yang lain. Usia seorang wanita, status menopausal (apakah wanita tersebut masih memiliki siklus haid) dan kondisi kesehatan umumnya dapat mempengaruhi pilihan pengobatan dan prognosis.
 

Bedah

Pembedahan adalah umum untuk mengangkat kanker. Beberapa bentuk prosedur bedah termasuk:
1)    Bedah dengan mempertahankan payudara
  • Lumpektomi atau Wide Local Excision – pengangkatan kanker dan sedikit jaringan di sekitarnya.
  • Quadrantektomi – pengangkatan kanker dengan mengangkat lebih banyak jaringan disekitarnya dibandingkan dengan lumpektomi. Untuk prosedur quadrantektomi, seperempat bagian dari payudara diangkat.
2)    Mastektomi – pengangkatan seluruh bagian payudara dengan atau tanpa jaringan kelenjar getah bening di bawah aksila.

3)    Saat bedah payudara, beberapa sel kelenjar getah bening di bawah ketiak juga akan diambil untuk pemeriksaan.

 

Terapi Sistemik

  • Kemoterapi
  • Terapi Hormon
  • Herceptin®
 
 

Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi yang ditargetkan untuk membunuh sel-sel kanker. Tujuannya adalah untuk membunuh sel kanker yang mungkin tersisa di sekitar payudara.
Radioterapi sangatlah vital setelah prosedur bedah yang mempertahankan payudara, seperti lumpektomi, karena sebagian besar jaringan payudara dibiarkan utuh. Terapi ini akan mengurangi kemungkinan kembalinya kanker payudara.
Pada umumnya, wanita yang menjalani prosedur masektomi tidak memerlukan radioterapi. Akan tetapi, untuk beberapa kasus, prosedur ini perlu dilakukan untuk merawat dinding dada dan kelenjar getah bening yang ada pada ketiak, bila resiko kembalinya kanker secara lokal masih tinggi.
 

Rehabilitasi

Rehabilitasi fisik termasuk:
  • Latihan bahu sesudah pembedahan
  • Perawatan tangan untuk mencegah lymphoedema
  • Penyeimbangan nutrisi dan adaptasi gaya hidup untuk meningkatkan penyembuhan
Rehabilitasi Mental meliputi:
  • Dukungan yang erat dari pasangan, keluarga, teman, dan kelompok pendukung
  • Seorang wanita bisa merasa aman dengan mengetahui peluang kesembuhannya
  • Menghadiri konsultasi dokter secara reguler

Tidak ada komentar:

Posting Komentar